Ciri Khas Suku Sasak

ciri khas suku sasakSuku lainnya dengan kekayaan akan keragaman budaya ada di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Lombok. Suku tersebut dikenal sebagai Suku Sasak, hingga kini masyarakat adat di sana masih memegang teguh nilai dan kepercayaan mereka. Kamu bisa melihat ciri khas Suku Sasak lewat berbagai simbol yang nampak dalam perilaku atau atribut yang mereka kenakan.

Suku Sasak berasal dari Pulau Lombok ini merupakan penduduk asli di wilayah NTB. Mereka memiliki nenek moyang yang dipercaya sebagai pengembara yang mengelilingi pulau tersebut menggunakan sampan. Jika Kamu ingin mengenali seputar identitas mereka, sebaiknya perlu mengetahui ciri khas suku sasak lewat penjelasan poin di bawah ini.

A. Ciri Khas Suku Sasak di Lombok

  1. Memiliki Makna Khas dari Nama Suku

Suku bangsa Sasak merupakan penduduk asli Pulau Lombok yang hingga kini masih menjunjung tinggi nilai-nilai lokal di tengah besarnya pengaruh di era teknologi. Sebagian besar dari Kamu mungkin belum mengetahui bahwa terdapat makna khas di balik nama Suku Sasak.

Nama Sasak sebenarnya berasal dari bahasa asli Sasak itu sendiri, yakni dari kata Sak-Sak yang bermakna sampan. Hal tersebut berkaitan dengan sejarah nenek moyang Suku Sasak sebagai seorang pngembara lautan menaiki sampan. Ada juga sejarah yang mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari Kitab Negarakertagama dari Kerajaan Majapahit.

  1. Lingkungan Alam yang Masih Asri

Di wilayah Lombok Tengah, terdapat pemukiman Suku Sasak Ende yang masih erat dengan adat dan istiadat mereka. Jika Kamu mengunjungi wilayah tersebut, maka dapat melihat ciri khas Suku Sasak secara langsung.

Kehidupan mereka masih sangat dekat dengan alam, bahkan tidak ada polusi sama sekali di sana. Karena kebanyakan masyarakat adat Sasak sebagian besar bekerja sebagai seorang petani.

  1. Bahan Baku Bangunan Diambil Langsung dari Alam

Ciri khas Suku Sasak salah satunya dapat dilihat dari bangunan unik yang disebut sebagai Bale-Bale. Bangunan tersebut juga biasa dinamai sebagai Bale Tani sebagai tempat tinggal atau rumah para petani. Seluruh bangunannya menggunakan bahan-bahan yang diambil secara langsung dari alam.

Baca juga:

Ciri Khas Suku Bugis

Ciri Khas Suku Gayo

Bangunan tersebut didominasi oleh kayu dan bambu sebagai pondasi, sedangkan mereka menggunakan semen 4 kaki sebagai alasnya. Tetapi lantai tempat tinggal para penduduk kebanyakan juga beralaskan tanah. Alas semen lebih banyak ditemui pada bale-bale, khususnya sebagai tempat singgah para turis.

B. Ciri Khas Suku Sasak yang Menarik

  1. Atap Rumah yang Pendek

Salah satu ciri khas Suku Sasak yang lain yakni atap rumah dibuat lebih pendek di bagian depan. Hal ini merupakan sebuah simbol yang jarang diketahui oleh masyarakat di luar Suku Sasak. Ini berkaitan dengan adat Suku Sasak untuk saling menghormati, terutama bagi para tamu kepada tuan rumah.

Atap depan rumah yang dibuat lebih rendah tersebut bertujuan agar setiap tamu yang masuk membungkukkan kepala atau badan terlebih dahulu. Setiap pintu rumah juga dibuat dengan tinggi lebih pendek. Orang Sasak memiliki kebiasaan berucap tabe balar, artinya yakni permisi yang harus diucapkan ketika memasuki tiap rumah seseorang.

  1. Pasangan Tidur Terpisah

Ciri khas Suku Sasak yang terkenal unik yakni ketika sepasang suami istri diharuskan tidur terpisah. Hal ini diwajibkan bagi semua pasangan suami istri yang telah memiliki anak dan berkeluarga. Laki-laki tidur di luar rumah, sedangkan istri di dalam rumah, namun jika suami memiliki kepentingan maka bisa memasuki dengan permisi terlebih dulu.

Suami istri diperbolehkan tidur di dalam rumah bersama hanya ketika belum memiliki anak. Mengingat setiap rumah di pemukiman Suku Sasak hanya terdiri satu ruang tidur, satu dapur, dan semua ruang berjumlah satu.

  1. Menyambut Para Tamu dengan Ramah

Satu hal yang menjadi kearifan lokal Suku Sasak yakni untuk bersikap ramah kepada para tamu yang mengunjungi desa mereka. Meskipun pada dasarnya masyarakat Suku Sasak masih memegang teguh nilai dan kebiasaan tradisional. Tetapi mereka berpikiran lebih terbuka, buktinya masyarakat adat mampu berbicara tiga bahsa.

Hal tersebut dilakukan untuk berkomunikasi dengan turis asing dan lokal, mereka menguasai Bahasa Indonesia dan Inggris. Sedangkan untuk percakapan sehari-hari dengan warga lokal mereka mengunakan bahasa asli Sasak. Penghormatan pada tamu ini telah dianjurkan dan diterapkan secara turun temurun dari nenek moyang.

C. Ciri Suku Sasak yang Lainnya

  1. Cara Perlakuan Terhadap Anak yang Unik

Hampir sama seperti pasangan suami dan istri di dalam sebuah keluarga adat Sasak. Salah satu Kepercayaan Suku Sasak yang masih dilakukan dengan tujuan meneruskan garis keluarga yakni perlakuan mereka terhadap anak laki-lakidan perempuan yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan mengatur tempat tidur anak laki-laki dan perempuan.

Anak perempuan sejak bayi hingga anak-anak bisa tidur bersama ibunya, namun ketika di usia remaja, Ia harus tidur sendiri dengan diberi sekat. Sedangkan anak laki-laki tidak diharuskan tidur di luar ketika mereka telah menginjak usia remaja bersama ayah.

  1. Kewajiban Memiliki Alat Tenun

Hasil kesenian Suku Sasak bisa dilihat dari kain yang diproduksi sendiri oleh para perempuan Suku Sasak dengan motif yang khas. Di balik hasil kesenian tersebut, semua wanita Suku Sasak ternyata diharuskan untuk bisa menenun. Bahkan hal tersebut dijadikan sebagai persyaratan sebelum menikah.

Di setiap rumah keluarga Suku Sasak juga diwajibkan tersedia alat tenun yang khusus terbuat dari kayu. Hal ini berguna bagi para wanita untuk membuat alas serta selimut yang dipakai pada saat malam pertama.

  1. Tradisi Kawin Lari

Tradisi paling menarik di Suku Sasak adalah kawin lari, yakni peristiwa penculikan si gadis yang hendak dinikahi seorang pria. Penculikan ini sebelumnya telah memperoleh persetujuan dari si gadis tanpa diketahui pihak keluarga perempuan.

Baca juga:

Ciri Khas Suku Bajo

Ciri Khas Suku Sunda

Ciri khas Suku Sasak tersebut berlanjut ketika si gadis diculik ke rumah pihak pria selama kurang lebih dua minggu. Setelah peristiwa penculikan, pihak keluarga pria akan menghadap keluarga wanita untuk meminangnya, dan mereka tidak diperbolehkan menolak.